Minggu, 28 Maret 2010

Anak Gadis Kok Lebih Gampang Jadi Korban di Internet?

Para orang tua pasti menyadari, mereka kini tidak hanya harus melindungi putra-putri mereka dari ancaman di dunia nyata, tapi juga dari ancaman yang tak kalah besar di dunia maya. Meski internet belum menjadi media mainstream layaknya TV, ancaman yang mengintip di belantara maya bukan berarti lebih enteng.

Para peneliti di University of Ottawa mengungkap bahwa selama ini mereka mengira bahwa internet adalah dunianya para boys (remaja pria), tapi riset terbaru membuktikan bahwa para gadis ternyata lebih mudah nyemplung ke media online dibanding remaja pria.

Gadis remaja sangat lincah bergaul di dunia maya. Para gadis biasanya menggunakan internet untuk membangun hubungan dunia nyata, dan lebih menyukai jejaring sosial dibanding remaja pria. Mereka juga lebih jujur dan lebih terbuka tentang identitas dirinya.

Sejumlah ahli berpendapat, para gadis merasa lebih menemukan kebebasan di dunia maya. Internet dianggap mampu menerobos batasan sempit yang ada di media mainstream, padahal ancaman yang mengintai mereka terbilang besar.

Ancaman yang paling umum adalah iklan-iklan yang tidak mendidik dan mengaburkan pencitraan mereka terhadap diri dan lingkungannya. Iklan-iklan yang terlalu persuasif menawarkan obat pelangsing misalnya, sering menampilkan gambar perempuan yang pusing dengan berat badannya meski tidak terlalu gemuk.

Ancaman lain adalah konten-konten porno dan pelecehan seksual. Konten porno yang beredar bebas di internet bisa membuat mereka berpikir lain tentang pentingnya menjaga aurat. Contoh nyata terjadi di Amerika Serikat, sejumlah gadis bawah umur terancam hukum pornografi anak lantaran memajang foto diri yang mereka kira wajar, tapi ternyata dinilai porno oleh aparat.

Fakta ini perlu diwaspadai oleh para orang tua, terutama yang punya anak gadis yang aktif online. Mereka perlu diawasi dengan bijak. Ajak mereka bicara dari hati ke hati, tanamkan bahwa apa yang mereka lihat di iklan atau foto-foto di internet, bisa saja penuh manipulasi.

Orang tua juga perlu menyadari bahwa anak butuh perhatian besar bukan hanya saat mereka bayi. Anak justru butuh lebih banyak perhatian saat mereka makin besar.


Sumber :

1. internet-safety.yoursphere.com, 12 Maret 2010

2. Internet Sehat


Disusun Ulang Oleh:

1. Wawan Nurwana, S.Pd.

2. Arip Nurahman

3. Fahmi Ramadhan

5 Tips Memilih Aplikasi Mobile untuk Anak

Dewasa ini teknologi internet berkembang dengan pesatnya. Salah satunya ditandai dengan makin mudahnya akses internet. Orang tidak lagi harus duduk di depan komputer untuk mengakses internet, tapi bisa dari mana saja melalui perangkat mobile seperti ponsel.

Seiring makin pesat dan maraknya perkembangan teknologi perangkat mobile, ada hal yang perlu diwaspadai. Banyak aplikasi yang bisa di-download dengan mudah dari ponsel, bahkan oleh anak-anak. Tak jarang aplikasi tersebut sebenarnya bukan diperuntukkan untuk anak-anak, tapi dikemas seperti aman untuk semua umur. Kalau sudah begitu, besar kemungkinan anak akan mendapat paparan konten yang tidak tepat, dan membawa dampak negatif bagi perkembangan anak.

Agar tidak mudah tertipu, berikut 5 tips untuk download aplikasi mobile yang tepat untuk anak:

1. Jangan terkecoh dengan judul

Jangan mudah terjebak dengan judul saat memilih aplikasi atau game buat anak. Periksa baik-baik apakah aplikasi tersebut benar-benar diperuntukkan untuk anak-anak, karena sekilas mungkin judulnya tampak bagus buat anak tapi bisa jadi isinya menjebak.

2. Periksalah fasilitasnya

Khusus untuk game online, anda harus lebih berhati-hati. Game online memungkinkan anak bermain bersama orang yang tak dikenalnya. Bahkan beberapa game terhubung dengan komunitas game online yang terkait dengan Facebook dan Twitter. Untuk keamanan dan kenyamanan, matikan saja pilihan opsi multiplayer-nya.

3. Jangan terkecoh iklan
Para pengembang aplikasi mobile tentunya mengharapkan keuntungan yang maksimal dari produknya. Dan anak-anak adalah salah satu pangsa pasar yang empuk. Anak-anak mudah dijadikan sasaran penjualan dengan beragam iklan dan promo produk. Berhati-hatilah, ajarkan sikap cerdas dan kritis pada anak sehingga tidak mudah terjebak pada sembarang iklan dan promo produk yang mereka temui.

4. Jangan boros

Beberapa aplikasi yang ditawarkan punya rentang harga yang bervariasi, bahkan kadang ada yang tersedia gratis. Didiklah anak untuk pintar memilih aplikasi yang sesuai, baik jenis maupun harganya. Atau bisa juga dengan menetapkan batasan berapa banyak uang yang bisa dibelanjakan untuk download aplikasi tiap bulannya.

5. Pelajari spesifikasi produk

Tak jarang, aplikasi untuk orang dewasa dan anak-anak ditawarkan dalam halaman yang sama. Diskripsi, screenshot produk, dan komentar pengguna terpampang untuk tiap aplikasi yang ditawarkan. Hal ini belum tentu layak dibaca oleh anak-anak. Sebaiknya aktivitas mempelajari produk, termasuk meneliti spesifikasi dan komentar pengguna dilakukan oleh orang tua. Luangkan waktu untuk melihat-lihat dan mempelajari produk yang ditawarkan, sehingga anda bisa mengarahkan atau memberi saran terhadap produk yang sesuai untuk anak.


Sumber:

1. http://www.commonsensemedia.org/

2. Internet Sehat

Disusun Ulang Oleh:

1. Wawan Nurwana, S.Pd.

2. Arip Nurahman

3. Fahmi Ramadhan