Selasa, 22 September 2009

Perencanaan Pembelajaran


PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN DASAR

Muhammad Afandi


ABSTRACT


Learning is process which is done in a certain order to achieve the
expected result. The ordering is outlined in from of a plan. There are elements
which should be taken into consideration in planning a learning activity, namely
objective, material or content, method and aids, and evaluation or assessment. To
make learning a success, the elements should be structured and developed
systematically. A plan of a learning should be a realization of the available
curriculum and not merely a fulfillment of administrative requirement. In this
article, I am going to discuss both the theoretical and practical aspects of
planning a learning process.

Key words: Planning, Learning, Elementary Education


Pendahuluan

Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Roger A. Kaufman (Harjanto 1997: 2) mengemukakan bahwa "Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang absah dan bernilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.” Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan suatu kegiatan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahaman tersebut, perencanaan mengandung enam pokok pikiran yaitu:

1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2. Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
4. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan dapat beranekaragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
5. Pemilihan alternatif yang paling baik, dalam arti yang mempunyai efektivitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
6. Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.


Berkaitan dengan pengertian perencanaan secara umum tersebut, selanjutnya akan dikemukan beberapa pendapat para ahli mengenai perencanaan pembelajaran. Ibrahim (1993) mengatakan bahwa “Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi-bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Dengan perencanaan pembelajaran, guru dapat memperkirakan, mempersiapkan, dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini, guru mempersiapkan segala sesuatunya agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif.

Pendapat lain dikemukakan oleh Banghart dan Trull (Sagala, 2003) yang menyatakan bahwa "Perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan dalam konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan".

Toeti Soekamto (1993) mendefinisikan perencanaan pembelajaran sebagai usaha untuk mempermudah proses belajar-mengajar sehingga diperlukan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan pembelajaran yang merupakan sistem yang terintegrasi dan terdiri atas beberapa unsur yang saling berinteraksi. Pengertian lain tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1988) yang menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespons) komponen-komponen pembelajaran, sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan teknik, serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sisitematis". Hal ini berarti perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah mengatur dan menetapkan komponen-komponen tujuan, bahan, metoda atau teknik, serta evaluasi atau penilaian.

Perencanaan pembelajaran dapat dipandang sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pembelajaran dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang dikembangkan / dilaksanakan sudah menerapkan konsep belajar siswa aktif atau mengembangkan pendekatan keterampilan proses.

Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan Kegiatan Belajar. Mengajar (KBM) yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang dirumuskan oleh guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga, perencanaan pembelajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis sebagai rujukan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Dengan demikian, perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran. Dengan kata lain, perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran. Unsur atau komponen yang dimaksud adalah:

1. Ke mana pembelajaran tersebut akan diarahkan?
2. Apa yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut?
3. Bagaimana cara melakukannya?
4. Bagaimana cara mengetahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran tersebut?

Persoalan pertama berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, persoalan kedua berkaitan dengan bahan ajar apa yang akan disampaikan kepada siswa, persoalan ketiga berkaitan dengan strategi atau metode apa yang bisa digunakan untuk menyampaikan bahan ajar tadi, dan persoalan keempat berkaitan dengan penilaian atau evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Keempat persoalan tersebut menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.


Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan pengertian perencanaan pembelajaran di muka dapat ditarik suatu benang merah, bahwa perencanaan pembelajaran adalah sebagai kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi pelaksanaan, dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam praktiknya, terdapat beberapa prinsip perencanaan pembelajaran yang harus diperhatikan sehingga proses belajar mengajar (PBM) di kelas dapat
dilaksanakan secara efektif. Beberapa prinsip perencanaan pembelajaran, menurut Sagala (2003), terdiri atas:

1) Menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran
2) Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran.


3) Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran.
4) Mengumpulkan dan menganalisis informasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
5) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak yang berkepentingan.

Jika prinsip-prinsip ini terpenuhi, secara teoretik, perencanaan pembelajaran itu akan dapat mencapai tujuan sesuai skenario yang telah disusun. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mulyasa (2003) bahwa:

1) Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.

2) Perencanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa

3) Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam perencanaan pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.

4) Perencanaaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya. Terkait dengan pendapat di atas, Oemar Hamalik (1980) mengemukakan tentang dasar-dasar perencanaan pembelajaran, sebagai berikut:

1) Rencana yang dibuat harus disesuaikan dengan tersedianya sumber- sumber.
2) Organisasi pembelajaran harus senantiasa memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat sekolah.
3) Guru selaku pengelola pembelajaran harus melaksanakan tugas dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab.
4) Faktor manusia selaku anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada keserbaterbatasan.

Lebih lanjut Oemar Hamalik (1980) juga mengemukakan bahwa kegiatan perencanaan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Rencana adalah alat untuk memudahkan mencapai tujuan.
2) Rencana harus dibuat oleh para pengelola atau guru yang benar-benar memahami tujuan pendidikan, dan tujuan organisasi pembelajaran.
3) Rencana yang baik, jika guru yang membuat rencana itu memahami dan memiliki keterampilan yang mendalam tentang membuat rencana.
4) Rencana harus dibuat secara terperinci.
5) Rencana yang baik jika berkaitan dengan pemikiran dalam rangka pelaksanaannya.
6) Rencana yang dibuat oleh guru harus bersifat sederhana.
7) Rencana yang dibuat tidak boleh terlalu ketat, tetapi harus fleksibel (luwes).
8) Dalam rencana, khususnya rencana jangka panjang, perlu diperhitungkan terjadinya pengambilan resiko.
9) Rencana yang dibuat jangan terlalu ideal, ambisius, sebaiknya lebih praktis pragmatis.
10) Sebaiknya rencana yang dibuat oleh guru juga memiliki jangkauan yang lebih jauh, dapat diramalkan keadaan yang mungkin terjadi.

Dengan demikian, kendatipun mungkin tidak semua persyaratan di atas dapat dilaksanakan dengan baik, namun dengan kesiapan perencanaan yang matang permasalahan teknis akan dapat diatasi, dengan guru yang mengatur skenario pembelajaran yang efektif di kelas sesuai dengan rencana. Berdasarkan uraian di atas, maka perencanaan pembelajaran itu harus dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa secara optimal, mempunyai tujuan yang jelas dan teratur serta dapat memberikan deskripsi tentang materi yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru.
2) Membatasi sasaran berdasarkan kompetensi (tujuan) yang hendak dicapai.
3) Mengembangkan alternatif-alternatif pembelajaran yang akan menunjang
kompetensi (tujuan) yang telah ditetapkan.

Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pembelajarannya berhasil dengan optimal. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu ialah guru senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besarnya, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2003) bahwa: tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental, tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembelajaran, meneliti dan menemukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal, tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat serta perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metoda berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Hal ini juga sekaligus mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembelajaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaiman yang tertuang dalam kurikulum.

Di samping pendapat tentang tujuan perencanaan di atas, terdapat juga beberapa fungsi perencanaan seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001) bahwa pada garis besarnya perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai
berikut:
1) Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakssiswaan untuk mencapai tujuan itu.
2) Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3) Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan.
4) Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-minat siswa, dan mendorong motivasi belajar.
5) Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
6) Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada siswa.

Berdasarkan seluruh uraian di atas, secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan fungsi dari perencanaan adalah:

1) Mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik.
2) Membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai
3) Membantu guru, dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar


(Bersambung)


Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa.Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.

  • Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru, tetapi memungkin berinteraksi dengan semua sumber belajar yang dipakai untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu pembelajran memusatkan pada bagaimana membelajarkan siswa dan bukan pada apa yang dipelajari siswa. Adapaun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum yakni mengenai apa isi dari pembelajran yang harus dipelajari siswa agar tercapai tujuan tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang dapat diperhatikan dalam mencapai pembelajaran adalah bagaiman cara menggorganisasi pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada dan dapat berfungsi secara optimal.

    Berikut ini definisi tentang perencanaan pembelajaran menurut para ahli:


  • a. Ritchy
    Ilmu yang merancang detail spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas penegetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.


  • b. Smith & Ragan
    Proses sistematis dalam mengertikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pembelajaran. Proses sistematis dan berfikir dalam mengartikan prinsip belajar dan pemebelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pemebelajaran.


  • c. Zook
    Proses berfikir sistematis untuk mebantu pelajar memahami (belajar)


  • d. Ibrahim
    Kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelejaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan, serta alat atau media apa yang diperlukan.


  • e. Banghart dan Trull
    Proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.


  • f. Toeti Sukamto
    Pengembangan pembelajran yang merupakan sebgai sistem yang akan terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang salin berinteraksi.


  • g. Nana Sudjana
    Kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajarn sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis.



  • Sumber:

    1. Sekolah Dasar

    2. Muhammad Affandi, S.Pd., M.Pd. adalah dosen tetap pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).