Kamis, 29 April 2010

Model KTSP-SD

04. Pedoman Penyususnan KTSP-SD Th. 2009

Submitted On:
16 Aug 2010
File Size:
2,153.42 Kb

05. Model KTSP-SD Th.2009

Submitted On:
16 Aug 2010
File Size:
1,679.54 Kb


PENGANTAR REVISI

Model silabus untuk sekolah dasar sebagai pendukung pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dan diterbitkan pada tahun 2007 oleh Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional sebagai rangkaian dari tindak lanjut pemberlakuan Standar Isi (Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006) dan Standar Kompetensi Lulusan (Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006).

Review terhadap semua model pelaksanaan KTSP di SD dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas model silabus agar menjadi lebih baik. Review juga dilakukan untuk menyesuaikan 8 Standar Nasional Pendidikan yang telah diterbitkan di antaranya Standar Pengelolaan Pendidikan (Peraturan Mendiknas No. 19 Tahun 2007), Standar Penilaian (Peraturan Mendiknas No. 20 Tahun 2007), dan Standar Proses (Peraturan Mendiknas No. 41 Tahun 2007).

Pengadaan model silabus ini tidak dimaksudkan untuk membatasi kreativitas sekolah dalam mengembangkan silabus, tetapi sekedar memberikan contoh bagi sekolah untuk melaksanakan KTSP paling lambat pada tahun ajaran 2009/2010 sebagaimana diatur dalam Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006. Model atau contoh ini dapat dimodifikasi dan dikembangkan oleh sekolah sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

Ucapan terima kasih serta penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan review terhadap model ini. Semoga model ini dapat membantu dan menginspirasi sekolah dalam menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Sumber:

http://www.ditptksd.go.id/

Rabu, 28 April 2010

5 Tantangan Orang Tua di Era Internet

Menjadi orang tua memang penuh tanggung jawab. Terlebih di jaman yang serba maju, di mana teknologi internet berangsur menjadi kebutuhan wajib dalam keluarga. Banyak tantangan baru yang musti ditaklukkan oleh para orang tua. Bagaimana membimbing anak yang makin lincah bergerak di dunia maya, tanpa harus terlihat seperti penjaga berbaju besi.

Bukan hal yang mudah tentu saja. Tapi meskipun sulit, tidak bijak jika orang tua menyerah dan malah mengabaikan tantangan yang ada. Berikut adalah lima tantangan yang harus ditaklukkan para orang tua dalam menyikapi kebutuhan interaksi anak dengan dunia maya:

1. Tak mudah untuk selalu up-to-date

Teknologi internet berkembang dengan sangat pesat. Di satu sisi hal ini memudahkan anak dan siapa saja untuk online setiap saat, tapi di sisi lain merupakan tantangan bagi orang tua untuk mengetahui perkembangan yang sudah terjadi. Hari ini anak bisa mengakses internet dari perangkat mobile, di kemudian hari bisa jadi mereka mengakses internet dari perangkat yang belum ditemukan sekarang. Situs dan layanan baru muncul dan menjadi populer, menggantikan situs dan layanan lama.

Orang tua harus mengajarkan anak tidak hanya tentang situs-situs yang aman dan pantas, tapi juga tentang bagaimana berperilaku yang pantas dan aman.

2. Anak-anak online tanpa pengawasan orang tua

Kebanyakan anak mengaku bahwa orang tua mereka tidak memiliki aturan yang jelas tentang internet. Akibatnya, anak mengunjungi sembarang situs, membuat konten, dan berkomunikasi dengan sembarang orang di email, jejaring sosial, instant messaging, dan SMS. Semua dilakukan dengan bebas dan tanpa pengawasan.

Ingat. Orang tua harus melibatkan diri dalam kehidupan online anak-anak mereka.

3. Anak malah tahu lebih banyak dibanding ortu

Mereka tumbuh dengan kemudahan mendapatkan akses internet. Tak jarang, mereka justru lebih tahu situs-situs yang asik untuk dikunjungi dan melakukan aktivitas online yang belum diketahui orang tuanya. Tak sedikit anak yang tahu caranya menghindari filter, blokir, atau pengaturan history yang digunakan orang tua untuk mengatur aktivitas online mereka.

Waspadai jika hal seperti ini terjadi pada Anda. Orang dewasa dituntut untuk tahu dan mengerti bahasa isyarat atau trik-trik yang digunakan anak-anak saat berkomunikasi. Jangan sampai Anda terkelabui dan membiarkan anak jadi terlalu bebas tanpa kendali.

4. Ini jaman user membuat sendiri konten internet

Hah? Apa lagi nih maksudnya? Anda mungkin bingung, apalagi jika tidak rajin-rajin update info. Ketahui bahwa jaman sekarang, mereka yang menggunakan internet juga turut menciptakan konten sendiri, termasuk anak-anak. Mereka bisa memajang dan menerima foto, video, bahkan membaca dan menulis apa saja, dan itu semua bisa dilihat oleh siapa saja yang online. Mereka juga bisa menerima informasi yang belum diedit dan belum disaring.

Mengerikan jika membiarkan anak tidak memiliki bekal yang cukup dalam berjelajah internet. Orang tua harus mengajarkan anak untuk berpikir kritis tentang apa yang mereka pajang, baca, dan lihat di internet.

5. Kita harus memperketat pengawasan saat anak menuntut untuk merdeka

Sudah sewajarnya, anak yang memasuki usia remaja akan menuntut privasi, mencoba menjadi orang lain, dan mencoba berbagai cara agar lebih diterima lingkungan. Semua itu adalah bagian dari tumbuh kembang anak. Bahkan pada saat orang tua peduli akan keamanan dan keselamatan mereka, campur tangan yang coba dilakukan malah akan diterjemahkan sebagai sikap yang terlalu protektif dan mengekang.

Lakukan pendekatan yang tepat. Orang tua harus memastikan bahwa anak-anak tahu yang namanya tanggung jawab dan paham bagaimana bersikap yang tapat agar selamat dalam pergaulan. Semua tergantung upaya orang tua, agar anak-anak mau mendengarkan nasehat yang baik untuk mereka.

Sumber:

1. Commonsense.com

2. Internet Sehat

Disusun Ulang Oleh:

1. Wawan Nurwana, S.Pd.

2. Arip Nurahman

3. Fahmi Ramadhan