Para orang tua pasti menyadari, mereka kini tidak hanya harus melindungi putra-putri mereka dari ancaman di dunia nyata, tapi juga dari ancaman yang tak kalah besar di dunia maya. Meski internet belum menjadi media mainstream layaknya TV, ancaman yang mengintip di belantara maya bukan berarti lebih enteng.
Para peneliti di University of Ottawa mengungkap bahwa selama ini mereka mengira bahwa internet adalah dunianya para boys (remaja pria), tapi riset terbaru membuktikan bahwa para gadis ternyata lebih mudah nyemplung ke media online dibanding remaja pria.
Gadis remaja sangat lincah bergaul di dunia maya. Para gadis biasanya menggunakan internet untuk membangun hubungan dunia nyata, dan lebih menyukai jejaring sosial dibanding remaja pria. Mereka juga lebih jujur dan lebih terbuka tentang identitas dirinya.
Sejumlah ahli berpendapat, para gadis merasa lebih menemukan kebebasan di dunia maya. Internet dianggap mampu menerobos batasan sempit yang ada di media mainstream, padahal ancaman yang mengintai mereka terbilang besar.
Ancaman yang paling umum adalah iklan-iklan yang tidak mendidik dan mengaburkan pencitraan mereka terhadap diri dan lingkungannya. Iklan-iklan yang terlalu persuasif menawarkan obat pelangsing misalnya, sering menampilkan gambar perempuan yang pusing dengan berat badannya meski tidak terlalu gemuk.
Ancaman lain adalah konten-konten porno dan pelecehan seksual. Konten porno yang beredar bebas di internet bisa membuat mereka berpikir lain tentang pentingnya menjaga aurat. Contoh nyata terjadi di Amerika Serikat, sejumlah gadis bawah umur terancam hukum pornografi anak lantaran memajang foto diri yang mereka kira wajar, tapi ternyata dinilai porno oleh aparat.
Fakta ini perlu diwaspadai oleh para orang tua, terutama yang punya anak gadis yang aktif online. Mereka perlu diawasi dengan bijak. Ajak mereka bicara dari hati ke hati, tanamkan bahwa apa yang mereka lihat di iklan atau foto-foto di internet, bisa saja penuh manipulasi.
Orang tua juga perlu menyadari bahwa anak butuh perhatian besar bukan hanya saat mereka bayi. Anak justru butuh lebih banyak perhatian saat mereka makin besar.
Sumber :
1. internet-safety.yoursphere.com, 12 Maret 2010
2. Internet Sehat
Disusun Ulang Oleh:
1. Wawan Nurwana, S.Pd.
2. Arip Nurahman
3. Fahmi Ramadhan