Jumat, 22 Oktober 2010

Survei: Perlu Edukasi tentang Privasi Online di Sekolah

Layanan jejaring sosial kian menjamur. Di lain sisi, remaja terlalu banyak mengumbar data pribadinya secara online, sementara layanan jejaring sosial dinilai belum mampu melindungi privasi mereka.

Demikian hasil survey online yang dirilis Common Sense Media, dengan melibatkan 2.100 orang dewasa antara 13 – 16 Agustus serta 401 orang remaja berusia 15 – 18 tahun antara 18 – 20 Agustus lalu.

Dari survey terungkap bahwa 92 persen orangtua berpendapat bahwa anak mereka terlalu banyak mengumbar informasi pribadi di internet. Tiga dari empat orangtua menilai bahwa layanan jejaring sosial belum mampu melindungi privasi anak. Mayoritas orangtua merasa bahwa mesin pencari dan jejaring sosial tidak perlu men-share lokasi fisik seorang anak kecuali jika orangtuanya sudah menyetujuinya.

Hanya setengah dari orangtua yang disurvei mengaku bahwa mereka membaca “term of service” sebuah website, meskipun sebagian besar mengaku akan membacanya jika tulisannya lebih pendek dan jelas. Dan 69 persen orangtua menilai bahwa privasi online seharusnya menjadi tanggung jawab bersama baik individu maupun perusahaan online.

Dari sisi anak, 79 persen remaja menilai bahwa teman-teman mereka terlalu banyak membagi info pribadi di Web. Sebanyak 58 persen remaja takut kalau mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan atau masuk ke sekolah favorit mereka jika mengumbar informasi pribadi terlalu banyak di internet. Sekitar 70 persen remaja mengaku proaktif melindungi privasi online mereka dengan memanfaatkan pengaturan privasi.

Sebagai solusinya, berdasarkan hasil survey, 60 persen mengatakan pemerintah perlu memperbarui undang-undang privasi online untuk anak-anak dan remaja. Hampir 90 persen menyatakan akan mendukung undang-undang yang mengharuskan perusahaan-perusahaan online harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum menggunakan informasi pribadi anak untuk tujuan pemasaran.

Selain itu, para orangtua menganggap perlunya edukasi tentang privasi online. Hasil survey mengatakan 70 persen orangtua berharap agar sekolah dapat mengajarkan muridnya tentang pentingnya menjaga privasi online.

Berikut ini beberapa saran untuk orang tua terkait menjaga privasi anak, antara lain:
* Pastikan anak selalu menggunakan pengaturan privasi sehingga mereka tidak mudah dicari di Facebook dan jejaring sosial lainnya.

* Beritahu anak agar tidak mengumbar lokasi tempat tinggal mereka di situs-situs seperti Foursquare, karena ini bisa mengekspos anak untuk dieksploitasi orang asing.

* Ingatkan anak untuk tidak sembarangan mengisi kuesioner, mengikuti kontes online, mengisi form dengan iming-iming hadiah gratis. Sebab, meski tidak semuanya, teknik ini banyak dipakai semata-mata untuk mengambil informasi pribadi untuk alasan pemasaran.
* Selalu review tawaran, form, dan halaman login apapun yang mengharuskan anak menginputkan informasi pribadi.

Sumber: Cnet

[dew / Tim Internet Sehat]

Tidak ada komentar: