INTEGRATION ICT IN EDUCATION
Indonesian
Experiences
Prof. Dr. Ir. Dodi Nandika-- Sekjen Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
Disampaikan dalam:
Sekilas Tentang:
Prof. Dodi
Sekolah Dasar pertama di Kab.Ciamis yang mempunyai Web Blog Mari kita dukung konsep Pendidikan untuk Semua
INTERNATIONAL SYMPOSIUM OPEN, DISTANCE AND E-LEARNING
(ISODEL) 2009
8 - 11 December 2009
Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa
Yogyakarta, Indonesia
Thank to all the parties that has been supported and worked for the success of ISODEL 2009
NEW:
Download PresentationPLENARY:
Education in Digital Era:
CONTINUOUS PROFESSIONAL DEVELOPMENT FOR ICT-BASED LEARNING
MINISTRY OF NATIONAL EDUCATION, INDONESIA
CENTRE FOR INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY FOR EDUCATION
The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) was established on 30 November 1965 as a chartered international organisation whose purpose is to promote cooperation in education, science and culture in the Southeast Asian region.
Brunei Darussalam | Cambodia | Indonesia | Lao PDR | |
Malaysia | Myanmar | Philippines | Singapore | |
Thailand | Timor-Leste | Socialist Republic of Vietnam |
Click on the Flag to view information of the country
Vision
A dynamic, self reliant, strategic policy-driven and internationally recognised regional organisation for strengthening regional understanding and cooperation in education, science and culture for a better quality of life
Mission
To enhance regional understanding and cooperation and unity of purpose among SEAMEO Member Countries and achieve a better quality of life through:
Goals
Areas of Priority
Strengths
Funding
The Operational Budget for the SEAMEO Secretariat is underwritten by the Member Countries whereby the respective annual share is determined by the Asian Development Bank contribution index. The Operational Budget of the TROPMED Central Network likewise is equally shared by the SEAMEO Member Countries.
The Centres operational budget, capital and annually recurring costs of each Centre are underwritten by their host countries.
The Special Fund is a central fund administered by the SEAMEO Secretariat in order to support regular programmes and activities of SEAMEO Centres. Such programmes and activities include:
The SEAMEO Educational Development Fund (SEAMEO EDF) is the lifeblood of the Organization and has been established to serve as the central repository of gifts for SEAMEO to support the requirements of Special Funds and other Funds.
Other Funds has been established to support specific programmes and projects of various SEAMEO units which are not covered by the Operational and Special Funds.
The SEAMEO has 19 specialist institutions that undertake training and research programs in various fields of education, science, and culture. Each Regional Centre has a Governing Board composed of senior education officials from each SEAMEO Member Country. The Governing Board reviews the Centres’ operations and budget and sets their policies and programmes.
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
The goal of SEAMOLEC is to undertake relevant programs that are responsive to current national and regional requirements in the field of open and distance learning. In a more specific formulation, the objectives are to assist:
- Designing, developing, evaluating, promoting, improving and expanding their services so as to accelerate student participation, lower drop out rate, and increase the number of qualified graduates;
- Establishing co-operative linkages for mutual help and formation of open and distance learning network; and
- Identifying, acquiring, and utilizing resources.
Since its establishment on 27 February 1997, SEAMOLEC has not only prioritized on the preparation of legal documents as a new SEAMEO center but also on conducting activities corresponding to its objectives and functions.
During the pre-establishment of SEAMOLEC, an Indonesian Task Force (ITF) representing related institutions was formed. The members of the Indonesian Task Force are representatives of the Center for Communication and Information Technology for Education (Pustekkom), the Indonesian Open Learning University (UT), the International Cooperation Bureau of the Ministry of Education and Culture (Biro KLN), and the Indonesian Association of Educational Technologists (IPTPI).
Then, the ITF was extended to be a SEAMOLEC Feasibility Study Team consisting of the representatives of SEAMEO Member Countries and SEAMEO Secretariat. This team is to prepare and conduct the feasibility study for the establishment of SEAMOLEC. The team had worked very hard through two SEAMEO workshops (conducted in Jakarta and Yogyakarta) and finally it could successfully accomplish its task by submitting the feasibility study report to SEAMEO High Officials Meeting (HOM) in Bangkok, Thailand and SEAMEO Council Conference in Manila, Philippines.
The rationale for the establishment of SEAMOLEC, among others was the conviction that conventional schools alone will not be able to meet the education for all. Furthermore, several SEAMEO member countries have implemented open and distance learning programs as alternative ways for increasing the opportunities and access for learners to participate in educational/training programs.
There are still some SEAMEO member countries that have not yet implemented any open and distance learning programs even though the need for education and training cannot be provided by existing conventional institutions. In order to promote the implementation of open and distance learning and foster the growth of existing open and distance learning programs to meet the demand of "education for all", the SEAMOLEC project proposal was developed.
A. | TUJUAN PENDIRIAN UT UT didirikan dengan tujuan: | |
1. | memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing, di mana pun tempat tinggalnya, untuk mempeoleh pendidikan tinggi; | |
2. | memberikan layanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau karena alasan lain, tidak dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi tatap muka | |
3. | mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional sesuai dengan kebutuhan nyata pembangunan yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain. | |
B. | SISTEM PEMBELAJARAN | |
UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/Internet, siaran radio dan televisi). Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang sederajat). | ||
C. | CARA BELAJAR | |
Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara belajar mandiri menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok tutorial. UT menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat di pelajari secara mandiri. Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga dapat mengambil inisiatif untuk memanfaatkan perpustakaan, mengikuti tutorial baik secara tatap muka maupun melalui Internet, radio, dan televisi, serta menggunakan sumber belajar lain seperti bahan ajar berbantuan komputer dan program audio/video. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi atau bantuan tutorial kepada Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) setempat. Belajar mandiri dalam banyak hal ditentukan oleh kemampuan belajar secara efisien. Kemampuan belajar bergantung pada kecepatan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Untuk dapat belajar mandiri secara efisien, mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengatur waktunya dengan efektif, Mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengatur waktunya dengan efisien, sehingga dapat belajar secara teratur berdasarkan jadwal belajar yang ditentukan sendiri. Oleh karena itu, agar dapat berhasil belajar di UT, calon mahasiswa harus siap untuk belajar secara mandiri. | ||
D. | SISTEM KREDIT SEMESTER | |
UT seperti halnya perguruan tinggi yang lain, menerapkan sistem kredit semester untuk menetapkan beban studi mahasiswa tiap semester. Dalam sistem kredit semester, beban studi yang harus diselesaikan dalam satu program studi diukur dengan satuan kredit semester (sks). Setiap mata kuliah diberi bobot 1-6 sks . Satu semester adalah satuan waktu kegiatan belajar selama kurang lebih 16 minggu. | ||
. | PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UT | |
Dalam penyelenggaraan pendidikan, UT bekerja sama dengan semua perguruan tinggi negeri dan sejumlah perguruan tinggi swasta serta instansi yang relevan yang ada di Indonesia. Di setiap provinsi atau kabupaten/kota yang terdapat perguruan tinggi negeri, tersedia unit layanan UT yang disebut UPBJJ-UT. Perguruan tinggi negeri setempat berperan sebagai pembina UPBJJ-UT serta membantu dalam penulisan bahan ajar, bahan ujian, pelaksanaan tutorial, pratek/praktikum, dan ujian. Untuk memberikan layanan pendidikan secara optimal kepada mahasiswa yang tersebar diseluruh penjuru tanah air dan di luar negeri, UT bekerja sama dengan instansi lain seperti Bank BRI, Bank BTN, Bank Mandiri, Televisi Republik Indonesia (TVRI), Q-Chennel, TV-Edukasi, Radio Republik Indonesia (RRI), Radio Siaran Pemerintah Daerah, Radio Siaran Swasta Niaga, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia), Atase Pendidikan KBRI, Perpustakaan Nasional RI dan Perpustakaan Daerah, Arsip Nasional, PT OVIS Sendnsave, Koperasi Karunika, dan PT Pos Indonesia. UT juga bekerja sama dengan instansi-instansi yang ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, baik instansi pemerintah, BUMN maupun swasta. Mereka dapat mengikuti program yang ada di UT atau memesan program studi baru yang sesuai dengan kebutuhan instansinya. UT selama ini telah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru SD dan guru Anak Usia Dini melalui program yang dikenal sebagai program Pendidikan Guru Pendidikan Dasar (Pendas). Selain itu UT juga telah mendapat kepercayaan untuk meningkatkan kualitas SDM antara lain dari ANRI, KPN, TNI, Bank BRI, Bank BNI, PT Garuda Indonesia, PT Merpati Nusantara, Departemen Pertanian, Sekretariat Wakil Presiden, Pemerintah Kota/Kabupaten, Pondok Pesantren dan beberapa instansi lainnya. |